Jakarta – Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menegaskan bahwa pelatih baru Timnas Indonesia ke depan tidak harus berasal dari negara tertentu. Sikap ini menandai perubahan arah kebijakan dibandingkan saat menunjuk Patrick Kluivert pada awal 2025.

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyebutkan bahwa kriteria utama bukan lagi soal asal negara, tetapi kemampuan pelatih dalam memahami karakter pemain Indonesia dan membangun komunikasi yang kuat di lapangan maupun luar lapangan.

“Kami melihat perlunya pemimpin yang mampu menerapkan strategi yang disepakati bersama para pemain, serta punya komunikasi yang lebih terbuka dan adaptif,” ujar Erick dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu (25/10).

Evaluasi Pasca Kluivert

Pernyataan ini muncul setelah berakhirnya masa kerja Patrick Kluivert yang ditunjuk menggantikan Shin Tae-yong pada Januari 2025. Meskipun membawa beberapa kemenangan, performa tim nasional di ajang internasional dinilai belum konsisten.

Dalam masa kepelatihannya, Kluivert juga menghadapi tantangan komunikasi dan adaptasi budaya sepak bola Indonesia. Banyak pemain lokal merasa gaya latihan ala Eropa cukup berat, sementara pemain keturunan lebih cepat menyesuaikan diri.

“Kami menghargai kontribusi pelatih sebelumnya. Namun, kami ingin membangun sistem jangka panjang yang lebih sesuai dengan karakter sepak bola Indonesia,” tambah Erick.

Fokus pada Pelatih yang Adaptif

PSSI kini membuka peluang bagi pelatih dari berbagai negara, termasuk dari Asia dan Amerika Latin. Kriteria utama mencakup kemampuan analisis taktik, pembinaan mental, serta pengalaman menangani tim nasional atau klub besar.

“Tidak ada batasan kewarganegaraan. Yang penting adalah kemampuan membangun filosofi permainan yang berkelanjutan dan bisa diterima semua pemain,” kata Wakil Ketua Umum PSSI, Zainudin Amali.

Langkah ini juga sejalan dengan rencana jangka panjang PSSI untuk mengembangkan sistem kepelatihan lokal. Program lisensi dan mentoring pelatih Indonesia akan diperluas agar ke depan tidak selalu bergantung pada pelatih asing.

Perubahan Arah Pembinaan Timnas

Selain mencari pelatih baru, PSSI tengah menata ulang arah pembinaan pemain muda. Federasi berencana memperkuat koordinasi antara liga domestik dan akademi usia dini agar alur pembinaan lebih terintegrasi.

“Timnas yang kuat lahir dari kompetisi yang sehat. Kami ingin pelatih baru ikut membantu membangun sistem ini, bukan sekadar fokus pada hasil jangka pendek,” ujar Erick Thohir.

Ia menambahkan bahwa komunikasi antara pelatih, staf, dan pemain menjadi faktor penting. Banyak kesalahpahaman teknis di lapangan yang muncul akibat perbedaan gaya komunikasi dan bahasa antara pelatih asing dan pemain lokal.

Respon Publik dan Pengamat

Keputusan PSSI untuk tidak lagi memprioritaskan pelatih asal Belanda menuai beragam tanggapan. Sebagian pengamat menilai langkah ini positif karena membuka peluang bagi pelatih dengan pendekatan yang lebih variatif.

“Selama ini kita terlalu terpaku pada pelatih dari Eropa, terutama Belanda. Padahal banyak pelatih Asia yang punya kemampuan adaptif dan memahami karakter pemain kita,” ujar Rudi Hartono, analis sepak bola nasional.

Ia menilai, dengan mayoritas pemain kini berasal dari klub lokal dan campuran keturunan Eropa, pelatih yang memahami dinamika multikultural akan lebih efektif memimpin tim nasional.

Dukungan untuk Pelatih Lokal

Selain mencari kandidat asing, PSSI juga membuka peluang bagi pelatih lokal untuk berkompetisi dalam seleksi resmi. Beberapa nama seperti Bima Sakti dan Indra Sjafri disebut masuk dalam daftar pantauan awal.

“Kami ingin pelatih lokal juga diberi ruang yang sama. Jika ada yang memenuhi standar, tentu akan kami pertimbangkan,” tegas Erick Thohir.

Langkah ini mendapat apresiasi dari publik sepak bola tanah air. Banyak suporter berharap PSSI benar-benar memberi kesempatan nyata kepada pelatih lokal yang memiliki visi pembangunan sepak bola nasional.

Menuju Era Baru Sepak Bola Indonesia

Dengan kebijakan baru ini, PSSI berharap dapat memulai era baru dalam manajemen Timnas Indonesia. Fokus utama bukan hanya pada kemenangan sesaat, melainkan pada pembentukan filosofi permainan yang berkelanjutan.

“Kami ingin sepak bola Indonesia berkembang dengan karakter sendiri, bukan sekadar meniru gaya luar negeri. Pelatih yang kami cari harus bisa menanamkan semangat itu,” tutup Erick Thohir.

Timnas Indonesia dijadwalkan menjalani laga persahabatan internasional pada akhir November mendatang, sambil menunggu pengumuman resmi pelatih baru yang dijadwalkan awal Desember 2025.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *